Kali ini saya meriview hasil presentasi kelompok kami, yaitu kelompok 10 mengenai penguatan identitas gender dalam upaya pencegahan LGBT. Ya, kami memang fokus pada kasus LGBT. Pembahasan ini lumayan mendadak, karena pada awalnya kami membahas pendidikan fitrah seksualitas secara umum, namun karena kelompok terakhir yang presentasi, kelompok lainnya sudah terlebih dahulu menyajikan hal yang sama, sehingga beberapa hari sebelum presentasi, mendadak kami berganti topik untuk fokus membahas LGBT.
Berikut materi singkatnya:
Kami memulai presentasi dengan mencoba mengemukakan fakta- fakta yang ditemukan, diantaranya:
1. Kasus LGBT di kampus ternama, Universitas Indonesia, dimana mahasiswa, dosen, hingga professor terlibat kasus LGBt
2. Kasus pernikahan Gay di kota Mekkah, sedangkan kita tahu mekkah adalah kota suci bagi ummat Islam
3. Ditampilkannya contoh adegan LGBT pada beberapa film d=dan kartun animasi bagi anak - anak
dari fakta - fakta yang ada, mengerikan sekali cakupan LGBT ini dan efeknya pada buah hati kita apabila terlibat pada hal - hal seperti itu.
Untuk itu, kami mencoba membangkitkan kesadaran orangtua akan darurat LGBT melalui sebuah video edukasi:
Adapun link materi dan media edukasi adalah:
Link materi:
https://drive.google.com/open?id=1lv6kWafi6BTmAOYmc7eFFETS7NU38m65
Link media edukasi:
https://drive.google.com/open?id=1W4KR6BOS0DKDXY36dZ_PhZt6VLnsS8-4
https://drive.google.com/open?id=1HJ7V6XHAFnMnEzMmj-MqTKgXP1zU7UNf
https://drive.google.com/open?id=1ZcrNHqeQPWHc6rZeBy2HDEK2tHS3aXe-
Berikut materi singkatnya:
Pengantar fitrah seksualitas
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa,dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai perempuan sejati atau sebagai laki-laki sejati.
Tumbuh tidaknya fitrah ini bergantung pada kehadiran dan kedekatan ayah ibu dengan anak-anaknya.
Pentingkah Fitrah Seksualitas dibangkitkan?
Sangat penting fitrah seksualitas dibangkitkan agar anak mengenal perannya sesuai dengan gender baik dalam keluarga maupun masyarakat, tidak terjadinya penyimpangan seks/LGBT, dapat tumbuh menjadi seorang laki-laki/ayah sejati begitu pula dengan perempuan ia dapat menjadi perempuan/ibu seutuhnya.

Secara lebih terperinci orangtua perlu memberikan pendidikan seks sesuai dengan jenjang usia anak.
1. Untuk anak usia TK –SD
a. Jalin komunikasi sehingga akan timbul keterbukaan anak pada orangtua.
b. Persepsi seks diarahkan pada jenis kelamin
c. Penjelasan mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan secara fisik.
d. Pengenalan organ tubuh
e. Mempersiapkan masa pubertas
f. Menjelaskan proses terjadinya mimpi basah dan menstruasi.
g. Menjelaskan cara merawat kesehatan dan kebersihan organ.
h. Memakai bahasa yang baik dan ilmiah seperti penis, vagina.
i. Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
j. Menjelaskan secara ilmiah mengenai proses kehamilan dan persalinan secara sederhana.
2. Anak Usia SMP.
a. Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup detail
b. Menjelaskan proses kehamilan dan persalinan dengan detail
c. Menjelaskan patologis tentang sistem organ seks
d. Memberikan pemahaman tanggung jawab moral dalam pergaulan.
3. Remaja Tingkat SMA.
a. Menjelaskan lebih detail materi sebelumnya ditambah bahaya PMS (Penyakit Menular Sexual) terutama HIV/AIDS
b. Hubungan pria/wanita,pacaran/tunangan, pilihan hidup menikah/membujang.
c. Penguatan iman,akhlak,adab,bicara.
APA ITU ORIENTASI SEKSUAL?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, orientasi merupakan pandangan yang mendasari pikiran,perhatian atau kecenderungan. Karena berhubungan dengan seksualitas, secara sederhana orientasi seksual bisa diartikan sebagai kecenderungan atau ketertarikan secara emosional dan seksual kepada jenis kelamin tertentu.
Orientasi seksual ada beberapa macam,namun kita akan membahas 3 macam terlebih dahulu :
1. Same sex attraction (SSA) atau homoseksual.
Yaitu ketertarikan terhadap sesama jenis.
2. Biseksual.
Yaitu ketertarikan secara seksual kepada lawan jenis sekaligus sesama jenis.
3. Heteroseksual.
Yaitu ketertarikan seksual kepada lawan jenis..
Orientasi seksual yang sesuai dengan fitrah manusia tentu saja orientasi heteroseksual. Ini karena Allah menciptakan manusia berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan.
Orientasi seksual bisa berubah tetapi dengan situasi dan kondisi tertentu, pertimbangan durasi waktu dan lain sebagainya. Penyebabnya juga berasal dari berbagai macam hal seperti pengalaman seksual hingga trauma jiwa.
Beberapa “pembelokan” itu disebabkan oleh :
1. Salah Panutan.
a. Seorang anak salah mengambil panutan karena dipaksa situasi dan kondisi keluarga. Misal : seorang anak laki-laki mengambil peran panutan dari ibunya atau sebaliknya. Pemaksaan ini disebabkan beberapa hal seperti broken home, ketidakharmonisan keluarga, dominasi ibu, dominasi ayah, kekerasan rumah tangga ,dll.
b. Seorang anak dibiarkan mengambil panutan secara demokratis.Pada poin ini seorang anak salah mengambil panutan disebabkan kebebasan (demokratis) dari orangtuanya. Biasanya ini terjadi di negara-negara Eropa atau Amerika dan sekarang mulai memasauki Indonesia.
2. Over protective (Perlindungan yang berlebihan).
Misalnya, anak laki-laki terlalu dimanja atau dilindungi sehingga membunuh karakter kelelakiannya. Waspadalah terhadap pemicu ini, karena biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, atau satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga, atau anak yang , di”istimewakan” dalam sebuah keluarga dengan banyak alasan (misalnya paling ganteng atau paling cerdas).
Lalu bagaimana perubahan orientasi seksual disebabkan trauma jiwa,karena kekerasan seksual,misalnya? Pemicunya sudah disebutkan di atas,sedangkan trauma jiwa seperti kekerasan seksual adalah penguatan. Anak yang masa balitanya sudah “berbelok” kemudian dikuatkan dengan berbagai trauma maka akan menajamkan pembelokan itu. Misalnya, pelecehan seksual, bully, pola pengasuhan anak. Kebanyakan hal ini terjadi di atas usia balita.
JIKA TEMAN KITA MEMILIKI SSA (Same Sex Attaraction).
Bagaimana jika teman kita ternyata memiliki ketertarikan dengan sesama jenis atau SSA? Jika teman kita membutuhkan pendampingan, kita bisa menghubungkan mereka kepada psikolog yang paham dan mengikuti agama dengan baik, dapat juga menghubungi ustadz yang paham hal ini dengan baik atau coba hubungi yayasan pendampingan khusus orientasi non-heteroseksual yang berlandaskan agama.
APABILA TEMAN KITA MERASA BELUM YAKIN UNTUK MELAKUKAN PENDAMPINGAN,MAKA ADA BEBERAPA LANGKAH YANG BISA KALIAN LAKUKAN UNTUK MEMBANTUNYA. INI JUGA DAPAT KALIAN TERAPKAN PADA DIRI SENDIRI JIKA MERASA MEMILIKI SSA.
Berniat berubah
Taubat Nasuha
Hapus segalanya, termasuk foto,gambar,video atau kontak yang berhubungan dengan dunia LGBT atau SSA.
Perbanyak ibadah dan olahraga
Lakukan kegiatan positif untuk orang lain lewat jalan dakwah atau kegiatan sosial di masyarakat.
Menjaga kehormatan diri, kehormatan keluarga dan kehormatan umat muslim dihadapan Allah.
Bersabar.
MENJAGA DIRI DARI LGBT
INILAH AJARAN RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK ANAK YANG HARUS KITA CONTOH :
1. Menjadi panutan yang baik bagi anak-anak.
Rasulullah SaW bersabda, yang artinya :
“Seorang anak tidak dilahirkan (kedunia ini) kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi,Nasrani atau Majusi, -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka apakah kalian merasakan adanya cacat?”
(H.R. Malik, Ahmad, Bukhari dan Muslim).
Lalu bagaimana jika ada kondisi keluarga yang tidak lengkap, misal ayah atau ibu sudah meninggal, atau bercerai? Hal tersebut dapat diatasi dengan mengambil panutan dari keluarga terdekat, misalnya kakek,paman atau keluarga yang lain, dengan catatan mereka memang bagus untuk dijadikan contoh.
Kalau tidak ada, carilah tetangga atau guru yang baik dan rumah tangganya harmonis untuk membantu anak memahami panutan. Teknisnya bisa macam-macam, misalnya meminta mereka mengajak anak kita untuk pergi jalan-jalan, tentu kita juga membantu biayanya. Anak-anak akan mudah menangkap pesan lewat contoh langsung.
2. Mencari Lingkungan Masyarakat yang Baik.
Jelas adat istiadatnya sesuai dengan ajaraan agama Islam. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan si buah hati. Misalnya saja kita hidup di seputar area ‘lokalisasi’, tentu keluarga kita juga akan terpengaruh dampak negatifnya, minimal menjadi tidak sensitif lagi terhadap keburukan. Selain itu jauhkan media yang menyebabkan anak mudah terpapar pornografi dan pornoaksi sejak dini.
3. Ajarkan Adab yang Baik.
a. Ajarkan anak meminta ijin masuk kamar. Allah SWT berfirman yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh (dewasa) diantara kamu,meminta izin kepadamu pada 3x (kesempatan), yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan setelah solat Isya (itulah) 3 aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu, mereka keluar masuk melayanimu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta ijin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. (An-Nuur: 58-59).
b. Mengenalkan aurat dan menjaganya dari pandangan orang lain termasuk keluarga. Allah SWT berfirman yang artinya :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat)”. (An Nuur : 30-31)
c. Memisahkan tempat tidur saat berusia baligh dan dilarang satu selimut walau sesama jenis. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika berumur 7 tahun. Dan pukullah mereka jika berusia 10 tahun (bila belum mau mengerjakan solat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan).”
(H.R. Abu Dawud)
4. Pertegas Identitas dan Karakter Anak.
Pertegas identitas dan karakter anak dengan cara memberikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Waspada terhadap Pelecehan dan Kekerasan Seksual.
Waspadalah terhadap pelecehan dan kekerasan seksual yang bisa terjadi pada anak-anak kita. Kadang pelaku tindakan kejahatan seksual adalah orang-orang terdekat, jadi ajarkan anak melindungi tubuhnya dari siapa saja bahkan termasuk bapak dan ibunya.
Kami memulai presentasi dengan mencoba mengemukakan fakta- fakta yang ditemukan, diantaranya:
1. Kasus LGBT di kampus ternama, Universitas Indonesia, dimana mahasiswa, dosen, hingga professor terlibat kasus LGBt
2. Kasus pernikahan Gay di kota Mekkah, sedangkan kita tahu mekkah adalah kota suci bagi ummat Islam
3. Ditampilkannya contoh adegan LGBT pada beberapa film d=dan kartun animasi bagi anak - anak
dari fakta - fakta yang ada, mengerikan sekali cakupan LGBT ini dan efeknya pada buah hati kita apabila terlibat pada hal - hal seperti itu.
Untuk itu, kami mencoba membangkitkan kesadaran orangtua akan darurat LGBT melalui sebuah video edukasi:
Selain itu, juga dibuat sebuah klip lagu aurat anak sholeh dan aurat anak sholehah sebagai upaya penguatan identitas gender bagi anak, sehingga diharapkan anak sadar betul akan identitas gendernya dan berpikir, merasakan, berpakaian, dan bersikap sesuai identitasnya tersebut.
Dapat dilihat:
Adapun link materi dan media edukasi adalah:
Link materi:
https://drive.google.com/open?id=1lv6kWafi6BTmAOYmc7eFFETS7NU38m65
Link media edukasi:
https://drive.google.com/open?id=1W4KR6BOS0DKDXY36dZ_PhZt6VLnsS8-4
https://drive.google.com/open?id=1HJ7V6XHAFnMnEzMmj-MqTKgXP1zU7UNf
https://drive.google.com/open?id=1ZcrNHqeQPWHc6rZeBy2HDEK2tHS3aXe-
Komentar
Posting Komentar